Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu
negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
(Gross National Product) riil negara
tersebut. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) juga diartikan
sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek
yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output
per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses,
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Simon Kuznet mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk
menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya,
pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan
serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Pertumbuhan ekonomi yang
dinyatakan dengan kenaikan output (Produk Domestik Bruto) dan pendapatan riil
perkapita merupakan salah satu ukuran kemakmuran suatu wilayah, namun bukan
indikator yang mutlak untuk menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat karena
masih ada beberapa aspek lainnya yang perlu diperhatikan. Sederhananya,
pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan jumlah barang dan jasa yang diproduksi
oleh kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu. Hal ini diukur secara konvensional
sebagai laju persen kenaikan dalam produk domestik bruto riil, atau PDB riil.
Pertumbuhan biasanya dihitung secara riil, yaitu disesuaikan dengan hal
inflasi, untuk output yang bersih dari efek inflasi pada harga barang dan jasa
yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, "pertumbuhan ekonomi" atau
"teori pertumbuhan ekonomi" biasanya mengacu pada pertumbuhan output
potensial, seperti: produksi di "lapangan kerja", yang disebabkan
oleh pertumbuhan permintaan agregat atau output yang diamati. Sehingga dapat
dikatakan bila pertumbuhan ekonomi tinggi berarti ada peningkatan aktivitas
perekonomian yang digenjot untuk mengimbangi kebutuhan para pelaku ekonomi.
Pada zaman sekarang seringkali
pembangunan ekonomi disamakan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
karena orang percaya, hasil-hasil pembangunan akan dengan sendirinya menetes ke
bawah (trickle down) sebagaimana
yang terjadi di negara-negara yang sekarang tergolong maju. Jadi, yang perlu
diusahakan dalam pembangunan adalah bagaimana caranya untuk mencapai tujuan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut. Selama ini banyak negara
sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum
terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan yang
tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan
rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok
kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar
penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down
tapi trickle up.
Keadaan ini cukup memprihatinkan, sehingga banyak pihak yang mulai
mempertanyakan arti dari pembangunan.
Kondisi
serupa dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun diiringi dengan tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan yang masih tergolong tinggi juga terjadi di
Papua Barat. Selama kurun waktu tahun 2005-2008, pertumbuhan ekonomi Papua
Barat cukup tinggi meski dalam kisaran 5-10 persen. Namun memasuki tahun 2009,
pertumbuhan ekonominya mencapai 13,87 persen. Bahkan pada tahun 2010-2011,
pertumbuhan ekonomi Papua Barat mencapai angka fantastis, diatas 20 persen
(berdasarkan data BPS Papua Barat). Pertumbuhan ekonomi yang tergolong
bombastis untuk provinsi yang terbilang ‘baru’ dimekarkan pada tahun 2003.
Pertumbuhan itu bahkan menempatkan Papua Barat sebagai provinsi yang memiliki
tingkat pertumbuhan tertinggi di Indonesia. Meskipun pencapaian pertumbuhan
ekonomi tergolong ‘luar biasa’ namun ternyata angka kemiskinan dan angka
pengangguran Papua Barat masih cukup tinggi. Tentu saja hal ini menjadi
pertanyaan besar, apakah pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dalam bentuk ‘angka’ dapat dijadikan tolak ukur
kemakmuran atau peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat?Apakah
pembangunan ekonomi Papua Barat dapat dikatakan berhasil atau hanya
keberhasilan ‘semu’?
Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor
penting dalam mengurangi kemiskinan dan menghasilkan sumber daya yang
diperlukan bagi pembangunan manusia dan perlindungan
lingkungan. Namun, pertumbuhan ekonomi saja tidak menjamin
pembangunan manusia. Sementara pembangunan ekonomi adalah sebuah upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dengan adanya pembangunan diharapkan
kesejahteraan dari masyarakat bertambah. Ukuran keberhasilan pembangunan
idealnya harus ditentukan berdasarkan dimensi pembangunan, yakni tergantung kepada
fokus dan orientasi pembangunan yang dilaksanakan dan dimensi mana yang lebih
menjadi perhatian bersama bagi: (1) Pengambil keputusan (Decision maker); (2)
Perencana (planner) sebagai perencana dan perancang (berbagai
aktivitas pembangunan, tujuan dan targetnya serta pelaksanaannya); (3)
Pelaksana pembangunan itu sendiri sebagai pihak yang menjalankan atau sering
disebut juga sebagai agen pembangunan; (4) Masyarakat yang menjadi sasaran
pembangunan. Tantangan utama pembangunan ekonomi adalah bagaimana memberdayakan
masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi, terutama pengusaha kecil, menengah dan
koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ini
mensyaratkan adanya partisipasi yang luas dari seluruh masyarakat, baik dalam
proses pembangunan ekonomi itu sendiri, maupun dalam menikmati hasil-hasilnya.
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi
dinilai berhasil bila masyarakat merasa sejahtera atau hidup makmur, yaitu
dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan hidup layak. Sesuai dengan tujuan pembangunan ekonomi itu
sendiri yaitu penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan, dan perbaikan
kualitas hidup (the creation of jobs and wealth, and the improvement of
quality of life). Proses pembangunan ekonomi adalah untuk mempengaruhi
pertumbuhan dan penataan kembali suatu ekonomi dalam rangka meningkatkan
kemakmuran ekonomi suatu masyarakat (as a process that influences growth and
restructuring of an economy to enhance the economic well being of a community). Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Namun bukan
satu-satunya tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi karena perlu ditelaah
apakah masyarakat sebagai sasaran pembangunan turut menikmati hasil dari
pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat yang
‘luar biasa’ pada tahun 2010-2011 tidak serta merta dapat dijadikan ukuran
mutlak bahwa masyarakat di Papua Barat memiliki tingkat kesejahteraan yang
tinggi, bahkan tertinggi di Indonesia. Karena sebenarnya ‘gairah’ pertumbuhan
ekonomi Papua Barat didorong oleh kehadiran pertambangan minyak bumi dan gas
alam (migas) yang menjadi primadona dalam mendongkrak perekonomian. Padahal
yang menikmati keberadaan ‘sumber daya alam’ tersebut hanya ‘segelintir’ orang,
yang diistilahkan dengan ‘pelaku kakap’. Sungguh memprihatinkan dengan
kenyataan bahwa SDA migas memegang peranan yang terus meningkat selama tahun
2008-2011. Bahkan pada tahun 2011 kontribusinya lebih dari 50 persen terhadap
penciptaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua Barat. Ini terutama
dipicu oleh kehadiran ‘LNG Tangguh’ yang beroperasi pada akhir tahun 2009 di
Kabupaten Teluk Bintuni.
Kehadiran migas di Papua Barat
secara signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Lantas apakah ini
berarti bahwa pembangunan ekonomi Papua Barat dinilai berhasil mensejahterakan
masyarakat, terutama masyarakat Papua?Pada dasarnya penopang kehidupan
masyarakat di Papua Barat adalah sektor primer, dalam hal ini adalah sektor
pertanian karena sebagian besar penduduk di Papua Barat memiliki mata pencaharian
sebagai petani atau nelayan. Namun sektor pertanian memiliki kontribusi yang
terus menurun selama tahun 2005-2011 terhadap penciptaan PDRB Papua Barat.
Bahkan pada tahun 2011, pertanian hanya berkontribusi sebesar 13,76 persen. Pertumbuhan
sektor ini juga hanya sekitar 1,56 persen saja dan hanya menyumbang sebesar
0,34 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat sebesar 27,22 persen di
tahun 2011. Hal ini sangat memprihatinkan karena kehidupan masyarakat di Papua
Barat banyak yang bergantung pada sektor pertanian. Hanya sebagian kecil yang
berusaha di sektor lain, seperti perdagangan, pertambangan, dll. Dengan
demikian apakah pembangunan ekonomi Papua Barat dinilai gagal meskipun
pertumbuhan ekonominya sangat tinggi?Sebenarnya tujuan pembangunan ekonomi itu
sendiri adalah untuk mencapai kemakmuran atau kesejahteraan. Yang terpenting
dalam suatu pembangunan adalah suatu ‘proses’ sedangkan ‘hasil’ merupakan buah
dari pembangunan. Proses itu seringkali memerlukan jangka waktu yang panjang
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Sekali lagi pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak serta merta mengindikasikan keberhasilan pembangunan ekonomi.
Demikian juga sebaliknya. Karena patut dicermati adalah “apakah pertumbuhan
ekonomi yang dicapai tersebut benar-benar berkualitas atau tidak”, “siapakah
pelaku ekonomi yang paling merasakan dampak dari pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tersebut”, dan bagaimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi berdampak pada
kemakmuran masyarakat umum, bukan ‘segelintir orang’ saja. Selain itu
pembangunan ekonomi juga memiliki aspek-aspek lain yang mengindikasikan suatu
‘kesuksesan pembangunan’ seperti angka pengangguran dan angka kemiskinan yang
rendah, sarana dan prasarana pendukung wilayah yang mendukung, akses barang dan
jasa yang tidak terhambat, dan lain-lain. Meskipun demikian pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dapat mengurangi kemiskinan dan menyerap tenaga kerja bila
‘pertumbuhan ekonomi’ tersebut terjadi pada sektor-sektor yang menguasai hajat
hidup orang banyak. Karena pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah
pertumbuhan yang benar-benar digerakkan oleh masyarakat sehingga masyarakat
harus berpartisipasi aktif dalam mendongkrak aktivitas perekonomian. Ini akan
menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi sehingga tujuan pembangunan, yaitu
kemakmuran dapat tercapai.
No comments:
Post a Comment