Kota Sorong merupakan suatu wilayah yang
terletak paling ujung timur Indonesia, tepatnya di kepala burung Pulau Papua. Sejak
dulu dikenal sebagai Kota Minyak karena kekayaan minyak bumi yang melimpah
dibandingkan daerah lain di Provinsi Papua Barat. Aktivitas pengeboran minyak
telah dilakukan sejak tahun 1935 oleh Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM). Kini pengelolaan minyak dikendalikan
oleh PT Petrochina yang bermarkas di Kabupaten Sorong.
Kota Sorong memiliki letak yang
sangat strategis karena merupakan gerbang keluar masuk di daerah timur (Pulau
Papua). Kota Sorong juga menjadi daerah persinggahan bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri yang ingin menjelajahi pesona Raja Ampat yang dikenal
sebagai “The Lost Paradise” atau
Surga Dunia karena keindahan alam bawah lautnya yang memukau. Letak yang
tergolong strategis ini menjadikan Kota Sorong sebagai Kota industri,
perdagangan dan jasa. Kota Sorong bahkan menjadi penghubung ekspor dan impor antara
kabupaten lainnya yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial dengan
wilayah di luar Provinsi Papua Barat. Keistimewaan ini berdampak pada peluang investasi
yang potensional bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan
modalnya di Kota Sorong.
Kota Sorong memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat kawasan ekonomi di daerah timur. Infrastrukturnya tergolong cukup lengkap meski masih jauh dari Kota Jayapura yang memiliki sarana dan prasarana paling mumpuni di Pulau Papua karena merupakan wilayah yang telah mengalami pembangunan pesat sejak Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia. Kota Sorong memiliki pelabuhan laut dan bandar udara yang cukup memadai dan masih terus dikembangkan serta fasilitas dasar seperti pendidikan dan kesehatan yang terlengkap di Papua Barat. Selain itu, Kota Sorong memiliki jumlah penduduk terbanyak di Papua Barat, yaitu sekitar 218.799 jiwa pada tahun 2014 yang diproyeksikan akan meningkat menjadi 261.400 jiwa pada tahun 2020. Jumlah penduduk yang tertinggi didukung dengan tingginya persentase penduduk yang tamat sarjana (S1/S2/S3), angka Harapan Lama Sekolah (HLS) tertinggi dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) terlama merupakan modal pembangunan yang potensial untuk membangun Kota Sorong sebagai pusat ekonomi di daerah timur. Selain indikator ekonomi yang positif, Kota Sorong memiliki indikator sosial, yaitu indeks pembangunan manusia (IPM) tertinggi di Papua Barat dengan capaian sebesar 75,78.
Luas wilayah Kota Sorong hanya sebesar 1.105,00 km2, atau hanya sekitar 1.13% dari total luas wilayah Papua Barat. Hal ini akan menghambat perkembangan pembangunan Kota Sorong di masa mendatang karena hampir tidak ada lahan kosong yang luas yang dapat dikonversi menjadi suatu kawasan ekonomi. Kuncinya adalah pengembangan Kabupaten Sorong bersama Kota Sorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) wilayah timur. Untuk itu perlu mengembangkan kawasan industri besar dan sedang dengan memanfaatkan lahan di Kabupaten Sorong dan menjalin sinergi profit yang saling menguntungkan antara Kota dan Kabupaten Sorong. Dengan demikian, mimpi Kota Sorong sebagai pusat ekonomi di kawasan Timur dapat terwujud. Semoga!
No comments:
Post a Comment