Sunday, January 24, 2016

Diseminasi Data Berbasis Teknologi Informasi

Diseminasi data BPS merupakan suatu tahapan yang tidak kalah penting dari pengumpulan data hingga penyajiannya. Data BPS hanya akan berakhir di atas meja atau lemari perpustakaan bila tidak di-diseminasikan dengan baik. Banyak cara untuk mensosialisasikan data yang dikumpulkan kepada khalayak umum, seperti website yang dapat diakses melalui komputer maupun smartphone. Bahkan terobosan terbaru adalah BPS memiliki akun resmi Facebook dan Twitter. Sosmed alias sosial media sangat berperan dalam trend gaya hidup masa kini. Bahkan sosmed menjadi tool yang cukup efektif dalam sosialisasi dokumentasi kegiatan atau aktifitas apa pun. Dengan demikian diharapkan data-data BPS kian populer dan bernilai sejuta manfaat terutama untuk kepentingan user atau konsumen data BPS.
                Inovasi teknologi yang mengusung tema “diseminasi” juga telah dilakukan oleh lembaga atau institusi sekaliber Bank Indonesia. Dengan layanan informasi publik yang mengedepankan kecepatan, kepuasan konsumen dan pelayanan prima, BI telah mengimplementasikan BICARA atau Bank Indonesia Call and Interaction dengan keunggulan standar internasional dan dukungan sertifikat ISO. BICARA telah beroperasi melalui berbagai jalur komunikasi seperti telepon, email, fax, surat, kunjungan langsung dan social media. Bahkan feedback dari masyarakat untuk teknologi tersebut sangat positif. Selain dapat berkomunikasi secara interaktif, publik dapat mengakses data dan informasi BI lebih mudah dan cepat. Suatu terobosan yang perlu dijadikan panutan bagi para pakar IT BPS untuk mengupayakan suatu sistem diseminasi data secara lebih menyentuh need masyarakat dan meningkatkan public trust akan data BPS. Lebih krusial lagi, membangkitkan kesadaran stakeholder akan manfaat data yang lebih besar dalam perencanaan pembangunan, implementasi kebijakan publik dan kepentingan penelitian untuk kemaslahatan umum. Masyarakat umum juga penting digiring untuk memahami partisipasinya dalam suatu survei BPS akan turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi maupun human resources yang akhirnya bermuara pada azas manfaat yang mereka peroleh dari hasil-hasil pembangunan. Selama ini masyarakat terutama kalangan bisnis cenderung skeptis dengan survei BPS karena dirasa tak ada manfaat langsung yang berimbas pada kondisi “kocek” mereka. Untuk itu BPS perlu membangun jalur diseminasi data yang mumpuni dengan teknologi terkini dan tim humas yang terlatih.
                Persoalan yang mengganjal diseminasi data BPS agar lebih membangkitkan animo masyarakat dan menyentuh need user kemungkinan adalah 4 (empat) faktor. Satu, minimnya tenaga ahli di BPS yang fokus untuk menyuarakan data BPS agar terkesan tidak kaku dan lebih interaktif. Jangankan di BPS Provinsi, di BPS Pusat pun masih kekurangan tenaga ahli dengan kualifikasi yang dimaksud. Solusinya tentu intensive training secara kontinu dan konsisten dengan para expert di luar BPS yang memiliki segudang pengalaman dalam diseminasi data. Kedua, publikasi data BPS yang sepi kreativitas, artinya publikasi BPS selama ini memiliki desain cover yang itu-itu saja dengan konten yang nyaris serupa setiap tahun. Tentu dalam penyusunan publikasi harus memiliki standar tersendiri, namun publikasi data tidak melulu dalam bentuk buku atau BRS (Berita Rilis Statistik). BPS mungkin dapat meluncurkan Buletin Data yang terbit setiap triwulan dengan konten indikator data terpilih yang up to date plus desain Infografis yang “eye-catching” dan understandable. Sasarannya adalah masyarakat atau publik yang dapat mengaksesnya via PC, laptop, bahkan teknologi seluler.

                Ketiga, Inovasi perangkat teknologi untuk diseminasi masih terbatas. BPS telah melakukan terobosan sms gateway dan penggunaan tablet dalam survei tertentu, namun untuk diseminasi data masih minim. Diseminasi seharusnya tidak hanya terbatas pada website maupun sosmed, namun dapat juga dalam bentuk video di Youtube dengan akun resmi milik BPS atau video digital dengan variasi animasi ikon BPS (misal Bung Itung) yang “dititipkan” dalam perangkat digital milik pemerintah daerah atau dapat diakses dari website BPS (dari daerah hingga pusat) melalui komputer, tablet dan smartphone. Keempat, tenaga humas daerah yang kurang dari segi jumlah dan kurang dalam fokus diseminasi data. Selama ini humas berkutat dalam mensosialisasikan kegiatan survei dan sensus BPS serta acara press rilis. Tenaga humas di daerah perlu difokuskan dalam peningkatan relasi dengan stakeholder maupun publik dengan berbagai inovasi diseminasi seperti video digital dalam website BPS daerah, layanan telepon interaktif, sistem diseminasi data offline dan blog Statistik Populer dengan akun resmi BPS agar public interest akan data kian meningkat. Kuncinya secanggih apa pun teknologi yang digunakan, faktor manusia yang paling berperan dalam keberhasilan diseminasi data.
               Semoga BPS bisa berjaya dengan teknologi ter-update!

No comments:

Post a Comment