Wednesday, April 13, 2016

Sensus Ekonomi 2016 : Data Mencerdaskan Bangsa

           Sensus ekonomi 2016 adalah salah satu perhelatan nasional yang akan digelar pada bulan Mei 2016. Meski dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik sebagai penyelenggara yang ditunjuk oleh pemerintah, namun Sensus Ekonomi 2016 pada hakikatnya merupakan agenda nasional yang perlu didukung oleh seluruh pihak, tak hanya oleh pemerintah setempat namun juga para pelaku usaha dan masyarakat. Sensus ekonomi dilaksanakan untuk mendapatkan potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanan pembangunan nasional maupun regional.




            Ungkapan data mencerdaskan bangsa bukan hanya sekedar kata-kata karena didalamnya terkandung pengertian mendalam bahwa dalam membuat suatu perencanaan pembangunan memerlukan data sebagai landasan informasi yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk kepentingan bangsa. Data diibaratkan pondasi sekaligus pilar pembangunan. Data tidak hanya sekedar berisi informasi, namun juga dapat digunakan sebagai pijakan untuk menyusun program pembangunan yang berorientasi kesejahteraan bangsa. Bila pemerintah nasional atau regional akan merencanakan suatu kebijakan misalnya dalam bidang ekonomi seperti bantuan beras untuk keluarga miskin atau pra sejahtera, maka pemerintah harus memiliki informasi data seperti jumlah penduduk miskin berdasarkan acuan tertentu, persebaran penduduk miskin berdasarkan wilayah, serta identitas penduduk miskin tersebut mencakup nama, alamat, jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah anggota rumah tangga. Dengan demikian, pemerintah nasional maupun regional memiliki patokan jelas dalam mengalokasikan bantuan sekian rupiah dari anggaran APBN atau APBD untuk penduduk miskin yang berhak memperolehnya. Masih segar dalam ingatan bangsa Indonesia, pada saat Bantuan Tunai Langsung (BLT) pertama kali digulirkan pada tahun 2005, jumlah penduduk yang mengaku miskin seketika membludak. Protes terus dilayangkan pada pemerintah terkait mekanisme pendataan yang menghasilkan basis data penduduk miskin. Kini kegiatan pendataan apa pun menjadi sorotan publik bila tak sesuai dengan realita di lapangan.


            Memasuki tahun 2016, bangsa Indonesia akan bersiap menyambut pendataan skala nasional yaitu Sensus Ekonomi (SE) 2016. Agenda Sensus Ekonomi ini adalah pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh (selain sektor pertanian) yang akan menghasilkan gambaran lengkap mengenai perekonomian Indonesia dari level nasional hingga regional meliputi level dan struktur ekonomi non-pertanian termasuk informasi dasar dan karakterisktiknya. Bahkan Sensus Ekonomi 2016 juga akan meghasilkan informasi untuk pengembangan usaha dan daya saing bangsa. Cakupan dalam SE 2016 yang menyeluruh tidak hanya terbatas pada skala usaha besar dan menengah saja (UMB), namun juga usaha yang bersifat skala UKM (Usaha Kecil Menengah) dan sektor informal. Dengan cakupannya yang luas, SE akan mampu menjaring usaha-usaha yang selama ini terpinggirkan atau luput dari perhatian pemerintah. Tidak akan ada lagi usaha-usaha kecil yang mengalami mati suri jika pemerintah memiliki landasan data dalam perencanaan pembangunan yang berbasis ekonomi kerakyatan. Pemerintah perlu menopang UKM terutama  yang berdomisili di tingkat kabupaten/kota agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi, terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas seperti MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).


            Hasil pendataan SE 2016 akan menyediakan informasi pemetaan daya saing bisnis menurut wilayah. Manfaat terbesar lainnya adalah hasil pendataan SE 2016 dapat digunakan sebagai tinjauan prospek bisnis dan perencanaan investasi di Indonesia. Bila investor asing atau domestik memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di Kota Sorong misalnya, maka mereka dapat melihat gambaran umum melalui hasil pendataan SE 2016 yang dipublikasikan sehingga publikasi SE 2016 dapat diibaratkan sebagai prospektus. Menurut Wikipedia, prospektus adalah gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadikannya sebuah dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik. Pertanyaan yang krusial adalah apakah SE 2016 sebagai basis data untuk potret ekonomi Indonesia akan mencerdaskan bangsa?



            Pada dasarnya data dapat mencerdaskan bangsa bila memberi informasi yang sahih atau valid tentang suatu indikator. Mahasiswa yang menggunakan data yang tepat dalam penyusunan skripsinya akan mampu menghasilkan analisis dan kesimpulan yang tepat pula sesuai tujuan yang dirumuskan. Demikian pula bila pemerintah nasional maupun daerah dalam menyusun program kebijakan pembangunan bila menggunakan data yang sesuai, maka tujuan program dan sasaran yang ditargetkan tersebut akan tercapai. Dalam menghasilkan data yang bersifat mencerdaskan bangsa perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat hingga masyarakat umum. Ayo sukseskan SE 2016!

No comments:

Post a Comment