Sensus ekonomi 2016 adalah salah satu perhelatan
nasional yang akan digelar pada bulan Mei 2016. Meski dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik sebagai penyelenggara yang ditunjuk oleh pemerintah, namun
Sensus Ekonomi 2016 pada hakikatnya merupakan agenda nasional yang perlu
didukung oleh seluruh pihak, tak hanya oleh pemerintah setempat namun juga para
pelaku usaha dan masyarakat. Sensus ekonomi dilaksanakan untuk mendapatkan
potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan
perencanan pembangunan nasional maupun regional.
Ungkapan
data mencerdaskan bangsa bukan hanya sekedar kata-kata karena didalamnya
terkandung pengertian mendalam bahwa dalam membuat suatu perencanaan
pembangunan memerlukan data sebagai landasan informasi yang pada akhirnya akan
bermanfaat untuk kepentingan bangsa. Data diibaratkan pondasi sekaligus pilar
pembangunan. Data tidak hanya sekedar berisi informasi, namun juga dapat
digunakan sebagai pijakan untuk menyusun program pembangunan yang berorientasi
kesejahteraan bangsa. Bila pemerintah nasional atau regional akan merencanakan
suatu kebijakan misalnya dalam bidang ekonomi seperti bantuan beras untuk
keluarga miskin atau pra sejahtera, maka pemerintah harus memiliki informasi
data seperti jumlah penduduk miskin berdasarkan acuan tertentu, persebaran
penduduk miskin berdasarkan wilayah, serta identitas penduduk miskin tersebut
mencakup nama, alamat, jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah anggota rumah
tangga. Dengan demikian, pemerintah nasional maupun regional memiliki patokan
jelas dalam mengalokasikan bantuan sekian rupiah dari anggaran APBN atau APBD untuk
penduduk miskin yang berhak memperolehnya. Masih segar dalam ingatan bangsa
Indonesia, pada saat Bantuan Tunai Langsung (BLT) pertama kali digulirkan pada
tahun 2005, jumlah penduduk yang mengaku miskin seketika membludak. Protes
terus dilayangkan pada pemerintah terkait mekanisme pendataan yang menghasilkan
basis data penduduk miskin. Kini kegiatan pendataan apa pun menjadi sorotan
publik bila tak sesuai dengan realita di lapangan.
Memasuki tahun 2016, bangsa Indonesia
akan bersiap menyambut pendataan skala nasional yaitu Sensus Ekonomi (SE) 2016.
Agenda Sensus Ekonomi ini adalah pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh
(selain sektor pertanian) yang akan menghasilkan gambaran lengkap mengenai
perekonomian Indonesia dari level nasional hingga regional meliputi level dan
struktur ekonomi non-pertanian termasuk informasi dasar dan karakterisktiknya.
Bahkan Sensus Ekonomi 2016 juga akan meghasilkan informasi untuk pengembangan
usaha dan daya saing bangsa. Cakupan dalam SE 2016 yang menyeluruh tidak hanya
terbatas pada skala usaha besar dan menengah saja (UMB), namun juga usaha yang
bersifat skala UKM (Usaha Kecil Menengah) dan sektor informal. Dengan
cakupannya yang luas, SE akan mampu menjaring usaha-usaha yang selama ini
terpinggirkan atau luput dari perhatian pemerintah. Tidak akan ada lagi usaha-usaha
kecil yang mengalami mati suri jika pemerintah memiliki landasan data dalam
perencanaan pembangunan yang berbasis ekonomi kerakyatan. Pemerintah perlu
menopang UKM terutama yang berdomisili
di tingkat kabupaten/kota agar mampu mandiri dan berdaya saing tinggi, terutama
dalam menghadapi era perdagangan bebas seperti MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
Hasil
pendataan SE 2016 akan menyediakan informasi pemetaan daya saing bisnis menurut
wilayah. Manfaat terbesar lainnya adalah hasil pendataan SE 2016 dapat
digunakan sebagai tinjauan prospek bisnis dan perencanaan investasi di
Indonesia. Bila investor asing atau domestik memiliki ketertarikan untuk
berinvestasi di Kota Sorong misalnya, maka mereka dapat melihat gambaran umum
melalui hasil pendataan SE 2016 yang dipublikasikan sehingga publikasi SE 2016
dapat diibaratkan sebagai prospektus. Menurut Wikipedia, prospektus adalah
gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan yang menjadikannya sebuah
dokumen resmi yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan
gambaran mengenai saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik. Pertanyaan
yang krusial adalah apakah SE 2016 sebagai basis data untuk potret ekonomi Indonesia
akan mencerdaskan bangsa?
Pada
dasarnya data dapat mencerdaskan bangsa bila memberi informasi yang sahih atau
valid tentang suatu indikator. Mahasiswa yang menggunakan data yang tepat dalam
penyusunan skripsinya akan mampu menghasilkan analisis dan kesimpulan yang
tepat pula sesuai tujuan yang dirumuskan. Demikian pula bila pemerintah nasional maupun daerah dalam menyusun
program kebijakan pembangunan bila menggunakan data yang sesuai, maka tujuan program
dan sasaran yang ditargetkan tersebut akan tercapai. Dalam menghasilkan data
yang bersifat mencerdaskan bangsa perlu adanya dukungan dari berbagai pihak,
mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat hingga
masyarakat umum. Ayo sukseskan SE 2016!
No comments:
Post a Comment